Kamis, 27 November 2008

Tahukah kalian tentang apa yang sebenarnya disebut dengan realitas?

Realitas seperti dalam pemaknaannya berasal dari kata serapan yaitu dari kata real artinya nyata atau benar-benar terjadi, nah hari ini menurut saya realitas pun dapat dimanipulasi, kenyataan yang ada dimanipulasi sedemikian rupa sehingga dalam keadaan senyatanya dia tidak ada bahkan itu hanya khayalan semu. Seperti kita tahu hari ini kuliah mahal terus biaya hidup semakin tinggi, harga rokok semakin naik, mendoan juga, es teh juga naik, makan pake telor sekarang gak cukup 3000, tapi realitas ini tidak juga dapat membangkitkan mahasiswa buat berpikir lebih jernih dan mengkaji teori-teori yang berhubungan dengan fenomena-fenomena yang saya sebutkan diatas apa yang salah, realitas ini ada yang memanipulasi, atau memang subjek yang ada di realitas itu memanipulasinya sendiri.


Dalam tulisan ini saya melihat dan terinspirasi dari film Wall-E, disitu dijelaskan bahwa mesin telah mengambil alih kehidupan manusia dan manusia itu membiarkan mesin mengambil alih kegiatan manusia, contoh yang paling kentara adalah ketika manusia yang pada hakekatnya bekerja untuk meneruskan kehidupannya mempersilahkan dengan ikhlas mesin mengambil alih kegiatan tersebut dan manusia tinggal duduk dan menikmati hasilnya, ini sungguh kontras ketika lambat laun kemanusiaan manusia itu semakin hilang dan seluruh kegiatan yang ada hanya formalitas belaka tidak ada esensi yang sesungguhnya dari seluruh kegiatan yang mereka lakukan. Kesadaran palsu ini yang dijaga oleh mesin selama beberapa kali kepemimpinan kapten kapalnya, pada akhirnya ada sebuah robot dekil kecil yang bernama Wall-E yang tugasnya memulung sampah tidak sengaja terbawa kapal karena ingin menyelamatkan sebuah robot pencari kehidupan yang dibawa oleh kapal tersebut dan sampai ke kapal induknya, di dalam kapal itu dia menciptakan sebuah keributan kecil yaitu tidak sengaja menyenggol seseorang yang sedang berjalan dan menyadarkannya, karena dari situlah berawal bahwa manusia harus sadar apa yang harus dilakukannya dan manusia seharusnya berbuat dan segala apa yang dilakukannya harus berdasarkan tujuan dari manusia itu sendiri, bukan dari tujuan orang lain ataupun mesin.


Realitas hari ini bisa dikatakan oleh saya sendiri menjadi realitas palsu yang sebenarnya tidak nyata dan dia hanya dalam angan-angan saja atau pikiran, hari ini realitas yang disajikan kepada kita tidak lebih buatan dari beberapa orang yang membentuk suatu sistem yang membingungkan, kita ambil contoh dalam dunia pendidikan, di dalam realitas dunia pendidikan sekarang bahwa ketika kita sekolah bahkan sampai ke perguruan tinggi, kita bukan mencari ilmu akan tetapi mencari ijasah untuk keperluan kerja, makanya banyak dari mahasiswa yang malas untuk berangkat kuliah karena dia di sana tidak mencari ilmu akan tetapi dia mencari nilai untuk nanti di ijasahnya. Ini menjadi persolan ketika realitas pendidikan di manipulasi pada taraf yang rendah seperti ini, membuat sarjana-sarjana indonesia tidak lagi memikirkan tentang keilmuan, akan tetapi lebih memikirkan karier, institusi-institusi pendidikan tidak lagi sebagai lembaga pencerdasan akan tetapi lebih kepada pabrik pencetak buruh dengan ijasah yang sudah disahkan. Pantas saja setiap tahun ribuan sarjana baru lulus dari universitas akan tetapi masih banyak masalah yang melanda negara ini.


Realitas diatas menjadi menarik ditambah bahwa ada yang mengendalikannya tetapi kita tidak sadar apa sebenarnya itu, makhluk seperti apa dia, darimana asalnya. Hari ini makhluk bernama NEGARA lah yang paling bertanggung jawab atas realitas-realitas palsu yang ada saat ini, karena peran dia mengatur secara keseluruhan apa yang terjadi didalamnya, invinsible hand itu berubah menjadi hantu yang beringas, mengendap-ngendap masuk dalam pikiran kita dan merubah alur pikir dan pola tujuan kita, bahkan dia bisa men-set up pikiran-pikiran orang secara umum, membedakan mana yang baik dan buruk dari persepsi negara menuju persepsi individu-individu, menjadikan sebuah gossip menjadi berita yang akurat, menjadikan khayalan banyak orang menjadi mimpi yang bisa diraih dan kekuatan itu sekali lagi bernama negara, dia memproduksi wacana, agama, pendidikan, hukum, persepsi-persepsi, baik dan buruk bahkan orang pintar dan orang bodoh.


Saya pun tidak lepas dari dominasi propaganda negara hari ini, melihat realitas hari ini sangat sulit sekali membedakan apa yang senyatanya terjadi dan eksist dengan apa yang dibuat secara artifisial atau palsu. Kesadaran palsu ini menuntun manusia pada taraf kebodohan, pengkerdilan pemikiran, dan yang paling parah depolitisasi manusia, membuat manusia bingung untuk menentukan tujuannya. Tapi saya percaya bahwa ketika hari ini negara masih dipimpin oleh orang-orang yang hanya mementingkan kepentingannya pribadi, maka mereka akan terus membuat realitas-realitas palsu yang akan menguntungkan diri mereka sendiri dan merugikan orang banyak, karena pada dasarnya mereka hanya mencari selamat atas diri mereka sendiri dan golongannya, bukan mencari selamat atas mayoritas masyarakat luas. Maka dari itu mari bersama-sama membongkar realitas palsu dengan memilah apa yang sebenarnya terjadi dengan apa yang dimanipulasi dengan rapih, lalu menentukan apa yang harus kita perbuat.

1 komentar:

tito mengatakan...

bhy, kalo "kelas" itu realitas obyektif atau bukan? btw di deket kosan ninda masih ada nasi pake telor harga 3000. kapan2 coba aja, lumayan enak kok.. ^_^