Kamis, 04 Desember 2008

Keadaan menentukan kesadaran

Blogger: bintang merah kelam - Edit Entri " Keadaan menentukan kesadaran "

Kalimat diatas sering kita perbincangkan bersama teman-teman melalui forum diskusi ataupun ngobrol-ngbrol biasa. Kalimat itu bermakna bahwa semua apa yang kita perbuat dan pola pikir yang terbangun di dalam otak kita lalu termanifestasikan atau tertuang dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan apa yang ada dalam keadaan lingkungan yang kita diami ataupun yang sering kita lihat dalam keseharian. tidak lebih kenyataan yang terbangun dan di konstruksi dalam pikiran adalah sesuatu yang kita lihat, kita dengar, kita kita rasakan dan nantinya kita sepakati untuk dijalankan.

Kesadaran terbangun melalui keadaan-keadaan dimana kita hidup dan mau tidak mau kita harus amini walaupun itu belum tentu benar dan terkadang itu berbenturan dengan kesadaran orang lain dalam memandang sesuatu hal. Kita bisa lihat dalam pergaulan sehari-hari dalam obrolan yang kita lakukan bersama kawan kita, pasti tidak luput dari perbenturan wacana dan saling silang pendapat yang nantinya menemui titik temu yang baru ataupun ketegangan yang memuncak tanpa titik temu yang jelas, lalu masing-masing dari pembicara saling meninggalkan diskusi tersebut da menggantikan dengan diskusi yang lain.

Perbenturan wacana itu tidak lain dari berbedanya kesadaran seseorang entah itu dari pemahaman dia tentang sesuatu maupun apa yang dia yakini karena berbedanya pengalaman hidup seseorang yang dia dapat dari keadaan dia, kita ambil contoh seorang kawan yang lahir dari keluarga berkecukupan bahkan lebih, dia dalam keluarga itu selalu diberikan apa yang dia mau, dalam cara berpikir seseorang tersebut mempunyai kecenderungan berpikir praktis dan tidak mau berpikir secara lebih mendalam tentang persoalan yang dia hadapi. Berbeda dengan seorang kawan yang dia hidup jika menginginkan sesuatu harus bekerja keras dan susah untuk mendapatkannya, pola pikir yang terbangun dia adalah pola pikir yang sistematis dan berkelanjutan serta teliti dan mendalam, karena dia di didik dalam situasi yang mengharuskan dia terbiasa untuk berpikir seperti itu.

Kesadaran tidak lain adalah suatu pemikiran atau pola pandang seseorang tentang sesuatu, kesadaran ini tidak hanya berbicara seseorang dalam melakukan sesuatu tetapi juga setiap perbuatan yang dilakukan oleh seseorang tersebut sampai hal terkecil pun dia lakukan, ini terkait dengan proses berpikir manusia. Seseorang manusia diberikan oleh sang pencipta kelebihan untuk berpikir karena pada dasarnya manusia dalam dunia ini dikutuk untuk bebas seperti yang dikatakan oleh sartre, manusia dalam hakekatnya dia tidak punya tujuan hidup, dia yang menentukan sendiri apa tujuan hidupnya bahkan hari ini banyak dari kawan-kawan yang tujuan hidupnya ditentukan oleh orang lain atau yang lebih besar lagi tujuan hidup kita ditentukan oleh sistem.

Hari ini sistem yang besar yang tidak terlihat oleh mata telanjang telah secara sadar ataupun tidak sadar telah membentuk suatu keadaan yang dimana nantinya setiap pikiran seseorang itu dipengaruhi olehnya dan mengikuti bahkan mendukung sistem tersebut, kita ambil contoh dalam sekolah, hari ini banyak sekali dari kawan-kawan yang sangat membenci sekolah dan belajar didalam kelas karena sangat membosankan pelajaran didalamnya, karena menurut kita tidak ada yang bisa didapat disana, pelajaran-pelajaran disekolah tidak lebih dari hanya khayalan belaka yang tidak nyata, mengawang-ngawang bahkan tidak dapt diterapkan sama sekali dalam kehidupan sehari-hari, karena guru pun tidak menjelaskan kegunaan apa yang kita pelajari, kenapa saya bisa berkata seperti itu, banyak dari kawan-kawan saya tahu dan pernah mengalaminya sendiri apa yang paling kita suka dari sekolah, yaitu jam sebelum masuk sekolah karena disana kita bisa menanyakan gosip terbaru yang berkembang diantara teman-teman, lalu selanjutnya adalah jam istirahat pada saat ini lah yang paling menyenangkan karena kita bisa bercengkrama dan bertatap muka dengan kawan-kawan kita yang lain dengan bebas tidak terikat dengan aturan, lalu saat-saat yang paling ditunggu lagi adalah bel pulang sekolah karena disaat ini kita merasakan kebebasan dari penjara yang bernama sekolah dan bisa bebas pergi bermain dengan kawan-kawan yang lainnya, kalau yang punya pacar dia bisa menggandeng pacarnya untuk pulang bersama. Hampir terlupakan ada satu pelajaran yang paling menyenangkan bagi kita yaitu pelajaran olahraga, dalam pelajaran ini kita juga sangat merasakan kebebasan tidak terikat dengan aturan karena kita bisa bebas bermain olahraga yang kita suka. Setelah lama memikirkan ternyata sekolah sangat tidak menyenangkan kenapa kita masih dituntut untuk sekolah oleh orang tua kita bahkan kita sendiri pun ingin sekolah, pertama karena dengan sekolah kita mendapatkan banyak teman baru dan yang kedua keadaan hari ini yang di bentuk oleh sistem mengaharuskan kita untuk sekolah, karena jika tidak kita tidak akan mendapat ijasah dan tidak bisa bekerja dan pada akhirnya kita tidak dapat uang dan tidak bisa makan. Jadi sebenarnya hari ini pikiran kita atau kesadaran kita untuk sekolah adalah untuk menambah teman dan mendapatkan ijasah untuk kerja nantinya bukan untuk menuntut ilmu.

Seperti yang sudah saya sebutkan diatas keadaan hari ini yang dibentuk oleh suatu sistem yang berkesinambungan satu sama lain telah melibatkan pikiran kita dan memaksakan untuk kita menyepakatinya jika tidak kita akan dianggap tidak benar dan melenceng dari keumuman. Keadaan hari ini ternyata tidak hadir dengan sendirinya akan tetapi dia tersusun dengan sangat rapih dan dibuat dengan memperhitungkan sedemikian rupa. Pikiran ternyata dibuat dari keadaan sesuatu dan dia tidak mandiri.

1 komentar:

Mr. Tipz Ringan mengatakan...

Hmmmm........
Keadaan dapat dikontrol dengan pikiran......

Salam,